.Koran Selembar.

PASTIonline

 

Pro XL Masuk Kampus, simbol Komersialisasi?...... 


 

Fakultas Hukum dan Upaya Mengatasi Keterbatasan Fasilitas...........

Kopma Universitas Atma Jaya Yogyakarta, di antara Dua Pilihan..........

 

Link lainnya :

 

Home

Edisi Terbaru

Kontak

Isi Buku Tamu

 

Pro XL Masuk Kampus, simbol Komersialisasi?

 

 

Kampus sebagai lembaga pendidikan memiliki kekhasan dalam geraknya. Namun, bagaiman ketika kekhasan itu terbentur dengan kepentingan lain?

 

 

Tanggal 8 – 11 November yang lalu Kampus I Atma Jaya tampak semarak, khususnya lobi yang menjadi pusat hilir – mudiknya mahasiswa. Pro XL sebagai sponsor acara yang di dukung penuh oleh radio Prambors hari itu mengadakan promosi produk mereka berupa voucher, kartu perdana dan asesoris handphone lainnya. Acara yang digelar di lobi tersebut mengundang perhatian segenap warga kampus bahkan ada mahasiswa yang merelakan waktu kuliah mereka untuk mengikuti games yang diadakan.

Setiap harinya, Pro XL merogoh saku mereka sekitar Rp. 100.000,00 dan memberikan merchaindise dalam setiap gamesnya. Acara ini juga disiarkan secara langsung lewat radio Prambors Jogjakarta. Selain itu Prambors dan Pro XL juga mengadakan nonton film gratis di ruang audiovisual kampus I.        

            “Kita memilih Atma Jaya sebagai partner promosi karena kita melihat Atma Jaya sudah punya nama di Jogja. Kampus I kita pilih karena kampus ini punya ruang audiovisual yang bisa kita pake buat nonton film sore hari, “ tutur Erika Riyadhani Putri, Off Air Event Organizer Prambors, Jogjakarta.

                Sebagai lembaga pendidikan kampus menjadi lahan pemasaran dan menjadi bagian dari teknik marketing mereka yang jelas menguntungkan mereka. Seperti yang dikatakan

            Atma Jaya merupakan kampus kedua dari target promosi Pro XL dan Prambors dari 10 universitas di Jogjakarta. Ya, selama bulan November 2003 tersebut dua perusahaan ini memang sedang menggalakkan promosi besar di Jogja. Budi Wahyono, Supervisor Pro XL menuturkan, “Melalui acara ini kami sangat mengharapkan adanya peningkatan omset penjualan. Selain itu juga agar lebih dikenal dikalangan mahasiswa,”

            Sementara, untuk melangsungkan acara ini, dua perusahaan tersebut bekerja sama dengan lembaga mahasiswa, yaitu HMPS Komunikasi. Budyasti Arum Sekarini, ketua HMPS Komunikasi 2003/2004 menuturkan, “Dengan kerjasama ini, kita ingin memperlihatkan eksistensi HMPS Komunikasi pada pihak kampus. Apalagi lembaga ini selama ini tidak aktifitas, mati,”

            Ada keuntungan tersendiri bagi Prodi Komunikasi ketika bekerja sama dengan Pro XL dan Prambors. Yunita Wahyuningrum, Kaprodi Komunikasi UAJY menuturkan,”Kita jadi punya placement. Ini kan juga berarti promosi bagi Atma Jaya, khususnya bagi Program Studi Komunikasi,”

Promosi merupakan salah satu bagian dalam pencapaian keuntungan. Ketika berbicara soal keuntungan, berarti bicara juga bidang bisnis atau ekonomi. Sementara, universitas sendiri merupakan ruang yang  lebih bergerak pada bidang pendidikan. Hal ini menjadi aneh tentunya ketika dalam ruang tersebut dua bidang yang bergerak bersamaan, akan ada benturan. “Seharusnya tidak begitu karena kampus itu bukan toko. Apalagi Atma sudah terkenal kok, terlebih Fisip. Prodi Komunikasi untuk tahun ini peminatnya lebih tinggi daripada Fakultas Ekonomi,” tutur Andreas A. Susanto, Kaprodi Sosiologi, FISIP UAJY.

Promosi perusahaan-perusahaan bukan hal baru di kampus ini. Entah rokok, sepeda motor, atau operator jaringan telepon seluler macam Pro XL sudah masuk ke kampus ini. Sayangnya, dalam aktivitas tersebut ada dua hal yang berbenturan. Akibatnya, ada pergantian nuansa di ruang yang seharusnya berisi dengan aktivitas-aktivitas akademik ini. Kampus menjadi berganti nuansanya.

“Ketika universitas telah menjadi obyek pasar, hal ini membawa kerugian bagi kampus sendiri. Mahasiswa tidak lagi melakukan kegiatan-kegiatan akademik semacam diskusi atau aktifitas akademis yang lain ketika mereka berada di kampus. Inilah yang mengakibatkan kampus akhirnya kehilangan identitasnya sebagai lembaga pendidikan,”urai Andreas.

Identitas adalah hal yang penting dalam menunjukkan kepribadian. Ada sesuatu yang khas, yang membuat seseorang menjadi berbeda satu dengan yang lain. Namun, ketika sikap untuk mempertahankan identitas ini tidak ada, si orang pun hanya akan menjadi objek bagi yang lainnya. Ia hilang arah.

            “Kita harusnya berani memunculkan citra kampus sebagai lembaga pendidikan. Misalnya saja Belanda, mereka melarang keras kampusnya dipakai sebagai lahan marketing. Bahkan, sekedar memasang umbul–umbul saja tidak diperbolehkan,”imbuh Andreas menutup pembicaraan.(Alfred Sigit Pratomo)