PERNIK |
|||||||
Lidah Buaya, si Cantik yang Kaya Guna Memanfaatkan lidah buaya untuk bergaya hidup sehat.
ini mulai dari vitamin B1,
B2, Niacinamide, B6, dan C. Selanjutnya, karena tumbuhan ini
biasa hidup di alam terbuka, sebaiknya direndam dulu dengan air garam supaya
bagian lendir yang dihasilkan lebih steril. Setelah itu, cuci gel tersebut
dengan air hingga bersih. Langkah selanjutnya adalah blansing atau pengukusan.
Waktu blansing, dianjurkan jangan terlalu lama, cukup lima menit. Setelah itu,
keluarkan gel tadi kemudian aduk hingga tercerai berai. Pengadukan dapat juga
dilakukan dengan blender. Proses pengadukan ini bertujuan untuk mengahancurkan
serat-serat yang ada. Kemudian, gel hasil blenderan tadi disaring supaya larutan
dari ampas yang berupa serat-serat tipis dan kecil itu dapat terseleksi. Namanya
juga sirup, agar semakin nikmat dapat diberikan rasa manis. Untuk membuat
larutan ini dapat dilakukan dengan cara merebus gula pasir yang dicampur air
secukupnya. Setelah itu, campurkan larutan gula yang telah direbus tersebut
dengan gel lidah buaya yang telah dipisah dari ampasnya. Dalam proses
pencampuran ini, dipakai perbandingan sendiri. Misalnya saja jika menggunakan
larutan gel sebanyak 100 cc, maka larutan gula sebaiknya hanya sebanyak 75 cc.
Setelah itu, campuran tadi kemudian diletakkan di atas api hingga mendidih. Jika
sudah, dinginkan dan sirup lidah buaya sudah dapat dinikmati. Namun, ada sedikit kekurangan
dari sirup lidah buaya ini. Gel lidah buaya yang menjadi bahan pembuatan sirup
ini memiliki sifat mudah teroksidasi dan terkontaminasi oleh bakteri ketika
terjadi kontak dengan oksigen. Pada kontak ini akan menyebabkan kerusakan bagi
zat yang terkandung dalam gel lidah buaya. Kerusakan zat ini disebabkan karena
saat terjadinya kontak tersebut terjadi pengaktifan enzim oksidase. Aktifnya
enzim oksidase inilah yang kemudian menyebabkan
zat yang ada dalam gel tersebut kehilangan electron-elektronnya. Secara fisik,
rusaknya zat tersebut dapat terlihat dari perubahan warna sirup lidah buaya yang
menjadi kuning kecoklatan. Oleh karena itu, untuk
memperpanjang jangka waktu pemakaiannya, biasanya dalam pembuatan sirup ini
dicampurkan pengawet. Pengawet yang dapat digunakan pun bermacam-macam. Mulai
dari yang alami hingga buatan (kimia). Untuk pemakaian pengawet dari bahan
kimia, biasanya digunakan asam benzoat. Namun, mengingat minuman ini
diperuntukkan untuk tujuan kesehatan, maka sebaiknya pengawetan yang dilakukan
juga menggunakan bahan-bahan alami. Untuk pembuatan pengawet alamai ini caranya
mudah. Campurkan saja asam jawa dan air ke dalam wadah untuk mendapatkan larutan
dengan perbandingan
87 : 1 liter. Setelah itu, rebus campuran asam jawa tersebut hingga
mendidih dan endapkan selama 12 jam. Setelah waktu cukup, buang endapan campuran
asam tadi. Kemudian pisahkan larutan yang tersisa dengan cara menyaringnya. Air
larutan ini kemudian direbus bersama gula pasir
dan gel tadi. Akhirnya, sirup lidah buaya akan dapat bertahan selama
beberapa hari. Keuntungan yang diperoleh jika
menggunakan pengawet alami, selain lebih kecil resikonya, juga lebih ekonomis.
Memang, dengan cara alami, jumlah asam yang dibutuhkan banyak. Namun, asam
bukanlah barang yang sulit ditemui dan mahal. Keunggulan lain dari lidah buaya ini terletak pada daya tahan tubuhnya terhadap kekeringan. Tumbuhan yang terbagi dalam 240 marga ini menghindari terjadinya kekeringan, terutama pada saat musim kemarau dengan cara menutup stomatanya (mulut daun). Penutupan stomata itu bertujuan untuk menghindari terjadinya penguapan yang dapat menyebabkan hilangnya air. Sebaliknya, pada malam hari mulut stomata itu akan dibuka agar uap air dapat masuk dan disimpan. Kemampuan inilah yang membuat si Aloe vera juga digolongkan sebagai tumbuhan yang tahan terhadap kekeringan atau Crassulane Acid Metabolism (CAM). (Swanro P. Nainggolan)
|